Salah satu ciri khas arsitektur dekorasi pada bangunan masjid ialah Mihrab. Mihrab merupakan salah satu bagian dari arsitektur bangunan masjid yang memiliki sejarah panjang dalam agama islam. Di Indonesia mihrab pada umumnya terletak di bagian ujung sebelah barat yang berseberangan dengan pintu masuk masjid. Di dalam mihrab biasanya terdapat sebuah mimbar untuk melakukan khutbah dan di atasnya dihiasi oleh pahatan maupun kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an.
Pengertian Mihrab
Secara bahasa kata “Mihrab” memiliki arti gedung tinggi. Namun menurut pendapat ulama mihrab merupakan sebuah tempat untuk memerangi setan dan hawa nafsu, yang mana mihrab dikatakan berasal dari kata “al harb” yang berarti perang.
Mihrab juga diartikan sebagai tempat yang menjorok ke dalam yang difungsikan untuk menjadi tempat bagi imam memimpin shalat serta letak mihrab dapat dijadikan penanda arah kiblatnya shalat.
Sejarah mihrab di era perkembangan Islam
Perkembangan mihrab sudah muncul dan berkembang sebelum datangnya agama Islam atau sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Mihrab digunakan pada masa para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW sebagai tempat untuk beribadah. Pada masa tersebut bentuk dari mihrab tidak seperti yang kita kenal sekarang, bentuk dari mihrab pada masa itu hanya berupa bilik atau sebuah ruangan saja.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa sebelumnya penggunaan mihrab pada sebuah masjid itu dilarang pada masa Nabi Muhammad SAW. Karena mihrab merupakan salah satu bangunan tradisi dari bangsa Nasrani.
Menurut salah satu pendapat mengatakan bahwa bangunan mihrab mulai digunakan pada bangunan masjid pada masa Khalifah Mu’awiyah. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa mihrab pertama kali digunakan pada bangunan masjid pada masa Khalifah Al-Walid (Khalifah ke-6 pada masa dinasti Umayyah) yakni pada masa Umar Bin Abdul Azis yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Madinah. Bangunan masjid pertama yang menggunakan mihrab pada masa Umar Bin Abdul Azis yaitu Masjid Nabawi.
Ada dua bentuk mihrab yang sering digunakan, pertama hanya sebuah dinding datar membentuk ceruk ke dalam dan kedua hanya berupa ruang kecil khusus untuk imam. Meskipun bentuknya berbeda namun, fungsi dari mihrab tersebut tetap sama yaitu sebagai tempat bagi imam ketika memimpin shalat.
Pembuatan mihrab pada zaman sekarang ini terbilang sangat mudah, karena menggunakan alat dan teknologi yang lebih efektif dan efisien. Adapun material yang digunakan untuk membuat mihrab pada umumnya seperti kayu, marmer, beton dan GRC.
Mihrab dari material GRC
Bahan yang mulai diminati untuk membuat mihrab pada saat ini, khususnya di Indonesia adalah bahan dari material GRC. GRC sendiri merupakan bahan yang mirip seperti beton namun material dalam pembuatannya cukup berbeda dari bahan beton. Glassfibre Reinforced Concrete atau GRC merupakan material yang digunakan untuk kebutuhan arsitektur dekoratif bangunan. GRC sering digunakan untuk arsitektur dekoratif karena bahannya yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam benda dengan custom bentuk dan motif yang dapat disesuaikan.
Bahan material GRC ini dipilih sebagai dekoratif bangunan karena memilik keunggulan yang lebih manarik dan bermanfaat disbanding bahan material lainnya. Keunggulan yang dimiliki GRC antara lain yaitu :
- Bahan cukup ringan jika dibandingkan dengan beton,
- Tidak mudah terbakar oleh api,
- Awet / tahan lama dalam jangka waktu yang lama,
- Tidak berkarat dan lapuk karena tahan terhadap cuaca hujan maupun panas,
- Bahannya yang aman baggi kesehatan.
Apakah anda berminat menggunakan material GRC sebagai bahan untuk membuat mihrab masjid yang akan anda bangun? Jika anda berminat kami siap untuk membantu dan mensupplai kebutuhan anda. Kami merupakan spesialis di bidang cetak GRC dengan bentuk dan motif custom. GRC yang biasanya kami produksi bermacam-macam di antaranya Lisplang GRC, Ornamen GRC, Kubah GRC, Krawangan GRC, Mihrab GRC, Kolom GRC dan beberapa produk lain yang menggunakan material GRC sebagai bahan utamanya.